Bunga itu begitu indah... Ada yang mengatakan bunga itu di kenal sebagai Bunga Abadi . Tersimpan sebuah mitos, dimana bagi yang memberikan bunga ini kepada
pasangannya, maka cintanya akan abadi. Tidak sedikit para kekasih yang
menjadikan bunga abadi ini menjadi salah satu hadiah spesial bagi
pasangannya. Konon, hal itu dimaksudkan agar cintanya abadi. Benarkah? Entahlah.. Yang ku tahu, cintaku abadi hanyalah satu, Cinta kepada Allah semata.
|
Nama latinnya Anaphalis javanica, yang dikenal populer sebagai Edelweiss jawa (Javanese edelweiss).
Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan
pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah
yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah
tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh
akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara.
Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara.
Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan dapat memiliki batang
sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan ini
sekarang dikategorikan sebagai langka.
Beragam istilah muncul untuk menyebut nama tanaman eksotis ini. Ada
yang menyebut sebagai bunga keabadian, ketulusan dan perjuangan, dan
masih banyak lagi intepretasi yang lain. Disebut bungan keabadian,
karena bunganya yang terus awet dan berada dipuncak gunung sebagai
simbol keabadian. Lambang ketulusan, karena Edelweis tumbuh di daerah
yang khusus dan ekstrem, sehingga seolah menerima keadaan apa adanya
tanpa menuntut kondisi yang mengenakan. Bunga ini juga mengandung arti
sebagai lambang perjuangan, karena bunga ini tumbuh ditempat yang
tandus, dingin, miskin unsur hara dan untuk mendapatkannya harus
bersusah payah mendaki gunung.
Karena demikian hebatnya bungai ini, membuat mereka yang mengaku
pecinta alam atau penggiat alam bebas berusaha mengabadikan bunga
tersebut bahkan harus rela memindahkan habitatnya walau hanya setangkai
bunganya saja. Di beberapa tempat wisata, Edelweis menjadi barang
dagangan yang cukup menjanjikan karena banyak diburu mereka yang tak
sanggup memetik di gunung. Saking laris manisnya, maka eksploitasi
Edelweis dilakukan penduduk untuk di perdagangkan. Tidak berbeda jauh
dengan tangan-tangan jahil penggiat alam bebas, walau tidak melakukan
jual beli Edelweis, tetap saja mengambil tanpa memikirkan dampaknya.
Memetik tanpa menanam, begitulah yang terjadi dan kenyataannya
demikian. Entah sampai kapan prilaku tersebut akan berhenti, apakah
menunggu kesadaran masing-masing pribadi atau setelah bunga keabadian
tersebut habis dari habitatnya.
Mari arahkan mata dan pandangan kita untuk sejenak bisa menikmati Anaphalis Javanica. Tak perlu mengambil atau merusak, cukup nikmati dan abadikan lewat gambar dan semua orang bisa menikmati walau tidak senikmat dengan mengambilnya dan memberikan Bunga Abadi itu untuk orang tersayang kita.
Di lokasi yang bukan habitat aslinya, Edelweis akan mengalami gangguan
pertumbuhan. Di lokasi tersebut, Edelwesi terlihat dengan daun dan
bunga yang tak serimbun di pegunungan, dan terkesan kurus. Namun adanya
pembatas faktor lingkungan tak menghalangi Edelweis untuk tetap hidup,
yakni dengan beradaptasi walau dengan pertumbuhan yang tidak normal.
Sungguh perjuangan yang tidak mudah bagi Edelweis agar tetap hidup
dilingkungan barunya. Yang menjadi ancaman, bukanlah kondisi
lingkungan, tetapi yang ditakutkan adalah ulah tangan jahil yang tidak
bertanggung jawab. Jangan gara-gara dengan embel-embel bunga keabadian lantas memetik dan
mempersembahkan kepada kekasih, percuma tak ada yang abadi kecuali
bunga plastik yang perlu ratusan tahun agar terurai. Naif juga jika
memetik Edelweis sebagai wujud ketulusan cinta, sebab Edelweis sudah
lebih tulus. Dia rela menjadi yang pertama untuk sebuah kehidupan. Jangan tanyakan
tentang perjuangan untuk Edelweis, karena bunga ini harus benar-benar
survive agar mampu menjadi yang pertama dalam suksesi dan revegetasi.
Bijak sekali juga kita bisa belajar dari Edelweis Jawa ini bagaimana
tentang keabadian, ketulusan dan pengorbanan, baik kepada orang
terkasih, sesama dan alam ini, seperti yang ditunjukan Edelweis dalam
habitatnya :') |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar